Mar 5, 2018

Cara Membuat Pupuk Kompos Sendiri

Cara Membuat Pupuk Kompos Sendiri  | Sampah sering menjadi masalah yang susah penyelesaiannya terutama di perkotaan. Rumah tangga salah satu penghasil sampah, terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik terbagi dua macam yaitu sampah organik hijau dan sampah organik hewan.

Sampah Organik Hijau adalah sisa sayur mayur dari dapur seperti tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur, dan sampah dari kebun seperti rumput, daun-daun basah. Sampah ini banyak mengandung Nitrogen, salah satu unsur hara penyubur tanaman.

Sampah Organik Hewan adalah sampah dari sisa makanan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.

Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll.
 
Salah satu jalan untuk mengatasi masalah sampah rumah tangga adalah dengan dibuat kompos. Proses pengomposan (composting) adalah proses dekomposisi (penguraian) yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik yang biodegradable. Pengomposan dapat dipercepat dengan mengatur faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga berada dalam kondisi yang optimum untuk proses pengomposan.

Tujuan pengomposan:
  1. Mengubah bahan organic yang biodegradable menjadi bahan yang secara biologi bersifat stabil dan demikian mengurangi volume dan massanya.
  2. Bila prosesnya pembuatan secara aerob (memerlukan oksigen), maka proses ini akan membunuh bakteri pathogen, telur serangga, dan mikroorganisme lain yang tidak tahan pada temperature si atas temperature normal.
  3. Memanfaatkan nutrient dalam buangan secara maksimal seperti nitrogen, phosphor, potassium.
  4. Menghasilkan produk (humus) yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat tanah.

Manfaat kompos dalam memperbaiki sifat tanah
- Memperkaya bahan makanan untuk tanaman
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir
- Memperbaiki struktur tanah berlempung
- Mempertinggi kemampuan menyimpan air
- Memperbaiki drinase dan porositas tanah
- Menjaga suhu tanah agar stabil
- Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
- Dapat meningkatkan pengaruh pupuk buatan.

Pengomposan aerobik (memerlukan oksigen) lebih banyak dilakukan dari pada pengomposan anaorobik (tidak memerlukan oksigen) karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat (20-30 hari), temperature proses pembuatannya tinggi (40 derajat Celcius) sehingga dapat membunuh bakteri pathogen dan telur cacing, sehingga kompos yang dihasilkan lebih higienis.

Salah satu cara praktis membuat kompos (aerobik) adalah memakai keranjang Takakura. Komposter (atau alat pembuat kompos) Takakura ditemukan oleh Mr. Koji Takakura. Untuk penemuannya Mr. Koji Takakura telah memperoleh Hak Cipta (HAKI) No. P00200600206. Komposter Takakura atau Keranjang Takakura umumnya digunakan untuk membuat kompos dalam skala kecil, dalam volume sampah yang kecil misalnya untuk rumah tangga.

Cara Pembuatan :
Siapkan keranjang berserta tutupnya berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus, serangga tidak bisa masuk). Minimal berukuran 30 cm x 40 cm x 50 cm.
Siapkan kardus bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, dengan syarat kardus bisa masuk ke dalam keranjang. kardus berfungsi untuk wadah langsung dari bahan-bahan (sampah organik hijau yang sudah dipotong-potong 2 cm) yang akan dikomposkan.
Letakkan bantal dari kain kasa berisi gabah atau sabut kelapa dibagian dasar keranjang. Bantal ini berfungsi untuk menyerap cairan yang dihasilkan selama proses pembuatan kompos.
Isikan kompos yang sudah jadi ke dalam kardus setebal 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai.


Masukkan sampah organik hijau yang akan dikomposkan.
Tebarkan lagi kompos ke dalam kardus setebal kurang lebih 5 cm.
Kembali letakkan bantal berisi gabah atau sabut kelapa diatas kompos jadi.
Setelah itu masukkan kardus tersebut ke dalam keranjang plastik.
Tutup dengan kain kasa hitam bersama tutup keranjang.
Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu kompos sama dengan suhu kamar (suhu normal diluar, sekitar 25 derajat Celcius), maka kompos sudah dapat dimanfaatkan.

Demikianlah proses cara membuat pupuk Kompos sendiri yang dapat kamu lakukan.

Cara Menanam Matoa Dari Biji

Bagaimana Cara Menanam Tanaman Matoa Dari Biji - Kebetulan dikasih teman buah matoa (Pometia pinnata), buah khas daerah Papua, sepintas buahnya mirip dengan buah kedondong bangkok, setelah dikupas ternyata isinya mirip dengan buah lengkeng.

cara-menanam-matoa-dari-biji


Penasaran dengan buah matoa ini maka saya pun cari info bagaimana cara membudidayakan terutama lewat biji, setelah cari sana-sini mungkin beginilah 

cara budidaya buah matoa


Matoa tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm, biasanya berbuah sekali dalam setahun, berbunga pada bulan Juli sampai Oktober 4 bulan kemudian menghasilkan buah.

Matoa bisa tumbuh baik dari dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl, dengan tanah kering (tidak tergenang) dan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun). kelebihan tanaman matoa ini tahan pada kondisi alam dingin maupun panas serta tahan serangga yang merusak buahnya.

Manfaat buah Matoa pun ternyata banyak, selain manfaat umum sebagai buah-buahan, matoa juga bermanfaat:
  • mengurangi resiko penyakit kanker
  • antioksidan dan vitamin C-nya mampu mencegah sel kanker yang tumbuh dan berasal dari karsinogen
  • Mengandung obat penenang alami
  • menyehatkan Jantung
  • meningkatkan sistem imun
  • membantu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari virus dan penyakit.

Buah Matoa bisa diperbanyak dengan cangkok dan tanam biji. Untuk budidaya lewat biji, semailah biji matoa yang berasal dari buah matoa yang sudah tua. Biarkan sampai bibit memiliki tinggi batang sekitar 15 cm, kemudian pindahkan ke polybag. Rawatlah bibit sampai tinggi batang 50 cm kemudian tanam ke lahan secara permanen.

Penanaman seperti tanaman buah umumnya, diperlukan lubang tanam 50 x 50 cm dan kedalaman 50 cm, isi lubang tanam dengan tanah subur dicampur pupuk kandang. Setiap bulan berikan pupuk kandang secukupnya di sekputar batang sejarak lebar tajuknya.

Lakukan pemangkasan agar terbentuk cabang dan ranting yang banyak sehingga memungkinkan muncul bunga dan buah yang banyak. Pada usia tanam 4 tahun matoa sudah bisa menghasilkan buah, bahkan menurut info kawan yang punya pohon ini di pekarangannya bisa berbuah 2 tahun sesudah tanam dari biji. 

Demikianlah cara budidaya/menanam matoa dari biji yang dapat kami simpulkan.
Jul 23, 2017
Seputar Bonsai

Seputar Bonsai

Bonsai  adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Penanaman dilakukan di pot dangkal yang disebut bon . Istilah bonsai juga dipakai untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon. 

teknikbonsai
Seni ini mencakup berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan ( pembentukan cabang dan dahan pohon dengan melilitkan kawat atau membengkokkannya dengan ikatan kawat ), serta membuat akar menyebar di atas batu. Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama dan melibatkan berbagai macam pekerjaan, antara lain pemberian pupuk, pemangkasan, pembentukan tanaman, penyiraman, dan penggantian pot dan tanah. Tanaman atau pohon dikerdilkan dengan cara memotong akar dan rantingnya. Pohon dibentuk dengan bantuan kawat pada ranting dan tunasnya. Kawat harus sudah diambil sebelum sempat menggores kulit ranting pohon tersebut. Tanaman adalah makhluk hidup, dan tidak ada bonsai yang dapat dikatakan selesai atau sudah jadi. Perubahan yang terjadi terus menerus pada tanaman sesuai musim atau keadaan alam merupakan salah satu daya tarik bonsai.

Jenis Pohon untuk Bonsai 
Pohon yang paling umum dibonsai adalah tanaman berbatang , umumnya adalah berbagai spesies pinus. Intinya adalah jenis tanaman berkayu yang daunnya tidak telalu besar dan dengan perlakuan tertentu daun bisa menjadi kecil, sehingga antara batang dan daun seimbang. Jenis tanaman dan pohon dipakai untuk mengelompokkan jenis-jenis bonsai:
  1. Bonsai pohon pinus dan ek :  tusam, cemara cina, cemara duri, sugi, dan lain-lain.
  2. Bonsai pohon buah untuk dinikmati keindahan buahnya (Ilex serrata, kesemek, Chaenomeles sinensis, apel mini, dan lain-lain ).
  3. Bonsai tumbuhan berbunga untuk dinikmati keindahan bunganya ( Prunus mume,Chaenomeles speciosa, sakura, azalea satsuki ).
  4. Bonsai pohon untuk dinikmati bentuk daunnya ( maple, Zelkova serrata, Rhus succedanea, bambu ).
  5. Ada banyak sekali tanaman tropis yang telah dicoba dan ternyata cocok untuk dibonsai, di antaranya asam jawa, beringin, cemara udang, waru, dan jambu biji.

Bentuk dasar Bonsai
Bentuk Tegak Lurus 
Batang pohon tegak lurus vertikal ke atas. Pohon dikatakan memiliki batang yang ideal bila pohon memilikidiameter batang yang makin ke atas makin mengecil, dimulai dari bagian batang yang dekat dengan akar. Pohon dikatakan memiliki dahan yang ideal bila dahan ada di sisi depan-belakang atau kiri-kanan saling bersilangan satu sama lainnya. Jarak antardahan makin ke atas makin sempit. Bentuk akar ideal adalah akar yang bila dilihat dari atas, menjalar ke segala penjuru.

Tegak Lurus (Chokkan)
Tegak Berkelok-kelok 
Batang pohon tegak berkelok-kelok ke kiri dan ke kanan. Diameter batang makin ke atas makin mengecil dengan keseimbangan kiri dan kanan yang baik. Dahan yang baik adalah dahan yang ada di bagian puncak lengkungan batang pohon. Dahan yang berada di bagian dalam lengkungan dipotong. Dari pangkal batang hingga bagian puncak pohon dapat ditarik garis lurus, dan orang yang melihat tidak merasa khawatir dengan keseimbangan pohon tersebut

Tegak Berkelok-kelok (Moyogi)
Sarung Angin 
Dibandingkan bonsai bentuk Miring, pohon tumbuh sambil mengalami paksaan yang lebih kejam. Batang dan dahan pohon hanya condong ke satu arah. Batang dan dahan pohon yang condong ke satu sisi jauh lebih panjang daripada tinggi pohon yang diukur dari pangkal batang ke puncak pohon. Posisi batang dan dahan mirip dengan bonsai gaya Setengah Menggantung, namun batang dan dahan terlihat membentuk garis paralel.

Sarung Angin/Tertiup Angin (Fukinagashi)
Miring 
Batang pohon miring ke satu sisi bagaikan terus menerus ditiup angin ke arah tersebut. Bagaikan ada benda yang menghalangi di salah satu sisi, batang pohon tumbuh mencondong ke sisi lain. Ciri khas bentuk ini berupa dahan yang ada hanya di bagian puncak lengkungan batang, dan berselang-seling di sisi kiri-kanan dan depan-belakang.
Menggantung 
Pohon diibaratkan tumbuh di permukaan dinding terjal yang berada di tebing tepi laut atau dinding lembah terjal. Batang pohon tumbuh bagaikan menggantung ke bawah tebing. Puncak pohon tersebut menggantung jauh hingga melebihi dasar pot. Bila puncak pohon tidak melebihi dasar pot maka bonsai disebut Setengah Menggantung (Han Kengai).

Menggantung (Kengai)

Setengah Menggantung (Han Kengai)

Batang Bergelung
Batang pohon terlihat sangat dipilin, atau pohon tumbuh dengan kecenderungan memilin diri. Batang pohon begitu terlihat dipilin bagaikan ular yang sedang bergelung.

Batang Bergelung (Bankan)
Sapu Tegak 
Batang tegak lurus hingga di tengah sebelum dahan dan ranting tumbuh menyebar ke segala arah. Puncak pohon sulit ditentukan dari sejumlah puncak dahan yang ada sehingga bentuk bonsai ini mirip sapu dari bambu. Keindahan bonsai gaya ini dinilai dari percabangan dahan yang rapi, dan titik dimulainya persebaran dahan dan ranting ke segala arah, tinggi pohon, dan keseimbangan unsur-unsur tersebut.

Sapu Tegak
Menonjolkan Akar 
Akibat pohon dipelihara di lingkungan pemeliharaan yang kejam, bagian pangkal akar yang bercabang-cabang di dalam tanah menjadi terekspos ke luar di atas tanah bagaikan akibat diterpa angin dan hujan.

Berbatang Dua
Berbatang Banyak 
Dari satu pangkal akar tumbuh tegak lebih dari satu batang pohon. Bila tumbuh dua batang pohon, maka bonsai disebut Berbatang Dua  . Bila ada tiga batang pohon, maka disebut Berbatang Tiga (Sankan). Bonsai berbatang lima atau lebih disebut Tunggul Tegak (Kabudachi). Batang berjumlah ganjil lebih disukai. Selain bonsai berbatang dua, bonsai dengan batang berjumlah genap tidak disenangi dan tidak dibuat.
Akar Terjalin 
Akar dari sejumlah batang pohon dari satu spesies (tiga batang pohon atau lebih) saling melekat dan berhubungan satu satu sama lainnya. Bentuk ini juga dapat berasal dari batang pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan terkubur di dalam tanah. Bagian yang dulunya adalah dahan pohon, berubah peran dan tumbuh sebagai batang pohon. Dari batang pohon tersebut keluar akar, dan akar tersebut terjalin dengan akar pohon asal. Bentuk yang mirip dengan Akar Terjalin disebut Rakit atau Tumbuh dari Batang (Ikadabuki). Bonsai berbentuk Tumbuh dari Batang juga berasal dari pohon yang tadinya tegak, namun roboh dan dahan berubah peran menjadi batang. Perbedaannya dengan Akar Terjalin terletak pada akar yang hanya ada di satu tempat. Seperti halnya bonsai Berbatang Banyak, pohon berbatang genap tidak disukai.
Kelompok 
Lebih dari satu pohon ditanam bersama dalam satu pot dangkal atau ditanam di atas batu. Pohon yang ditanam dapat saja beberapa pohon dari satu spesies, atau campuran dari beberapa spesies berbeda. Nilai kreativitas karya dapat ditinggikan dengan perpaduan benda-benda hiasan yang diletakkan sebagai tambahan.
Pohon Sastrawan 
Bentuk bonsai ini asal usulnya dari meniru bentuk pohon dalam nanga. Dinamakan bonsai bentuk Pohon Sastrawan karena sastrawan zaman Meiji sangat menggemari bonsai bentuk ini. Pada zaman sekarang, batang kurus, jumlah dahan sedikit, dan dahan pendek juga disebut Pohon Sastrawan.

Pohon Sastrawan (Bunjinki)

Pohon Tak Lazim 
Bentuk ini dipakai untuk menyebut bonsai yang tidak dapat digolongkan ke dalam bentuk-bentuk bonsai yang lazim.
Sejarah Bonsai 
Bonsai berasal dari seni miniaturisasi tanaman yang disebut penjing  dari periode Dinasti Tang. Di makam putra dari Maharani Wu Zetian terdapat lukisan dinding yang menggambarkan pelayan wanita yang membawa pohon berbunga dalam pot dangkal. Pot dangkal berukuran kecil ini merupakan miniaturisasi dari pemandangan alam. Kalangan bangsawan di Jepang mulai mengenal penjing sekitar akhir zaman Heian. Aksara kanji untuk penjing  dilafalkan orang Jepang sebagai bonkei. Sama halnya dengan di Cina, bonkei di Jepang juga merupakan miniaturisasi dari pemandangan alam. Seni yang hanya dinikmati kalangan atas, terutama kalangan pejabat istana dan samurai, dan baru disebut bonsai pada zaman Edo. Menanam bonsai adalah pekerjaan sambilan samurai zaman Edo, saat bonsai mencapai puncak kepopuleran. Sejakzaman Meiji, bonsai dianggap sebagai hobi yang bergaya. Namun pemeliharaan bonsai dan penyiraman memakan banyak waktu. Sejalan dengan lingkungan tempat tinggal di Jepang yang makin modern dan tidak memiliki halaman, penggemar bonsai akhirnya terbatas pada kalangan berusia lanjut.


Bonsai di "Foire du Valais", Swiss, 2005.
Ukuran Bonsai
Bonsai dikelompokkan menjadi enam kelompok berdasarkan tinggi tanaman dari pangkal batang hingga bagian puncak tanaman:
  1. raksasa: tinggi pohon lebih dari 101 cm.
  2. sangat besar: tinggi pohon antara 76-100 cm.
  3. besar: tinggi pohon antara 46-75 cm
  4. sedang: tinggi pohon antara 31-45 cm
  5. kecil: tinggi pohon antara 16-30 cm
  6. sangat kecil: tinggi pohon kurang dari 15 cm.


SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Musim
http://tipspetani.blogspot.com/2012/08/seputar-tentang-tanaman-bonsai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bonsai

Bagaimana Cara Memili Bakal Bonsai

Bagaimana cara dan bagaimana memilih bakal bonsai yang berkualitas ? Terkadang jika kita memang hobby tanpa sengaja kita menemukan bakal bonsai dengan mudah. Tetapi tetap saja sebelum memilih dan mementukan bakal bonsai kita harus mempunyai gambaran bentuk secara utuh dari bonsai yang akan kita buat. Sebelum memilih dan menentukan bakal bonsai maka setidaknya kita sudah menentukan arah dan bentuk dari bonsai yang akan kita buat. Jika kita sudah mempunyai gambaran bentuk bonsai yang akan kita buat maka menentukan dan memilih bakal bonsai akan lebih mudah. Tetapi tentu saja anda harus mempersiapkan rencana a, b, c dan d mengingat di alam kita jarang mendapatkan bakal bonsai yang sesuai dengan selera kita. Dengan membuat rencana a, b, c, d dan seterusnya maka akan memberikan peluang lebih banyak untuk menentukan dan memilih bakal bonsai. Dengan perencanaan yang matang maka waktu dan tenaga kita untuk berburu bakal bonsai akan lebih banyak memberikan peluang. Alternatif lainnya adalah dengan melakukan perbanyakan tanaman untuk mendapatkan bakal bonsai yang sesuai dengan selera kita. Itu jika upaya kita berburu di alam liar maupun lewat orang orang yang berprofesi sebagai pemburu bakal bonsai sudah tidak membuahkan hasil. Sebenarnya banyak orang yang berprofesi sebagai pemburu bakal bonsai yang bisa kita manfaatkan, sehingga kita tidak perlu repot repot memotong dan menggali bakal bonsai. Berikut ini adalah cara mendapatkan bakal bonsai :
bakalbonsai
  1. Persemaian dari biji tumbuhan seperti  sawo, jeruk lingkit dewa daru, nam nam, dll, persemaian dengan biji butuh kesabaran dan butuh waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Perbanyakan dari biji memiliki keununggulan adalah dari gaya atau style yang kita rencanakan dari kecil.
  2. Cangkok, stek, okulasi ; memperbanyak dengan cara mencangkok, stek, okulasi. Perbanyak dengan cara dapat dilakukan terhadap semua pohon atau tanaman yang memenuhi syarat bonsai.
  3. Anakan dari akar ; mengambil anakan dari akar ini sangat mudah dilakukan, anakan akan tumbuh disekitar tanaman induknya, tumbuh dari akarnya (Ranting putri, tanaman sisir)
  4. Dari alam ; kebanyakan jenis ficus dapat ditemukan menempel dipohon lain (diats pohon kelapa, kelapa sawit, pohon yang sebagian mati) menempel diatas bangunan tua, tumbuh dipinggiran sungai (Sepang), batu-batu karang, Keunggulan bakalan dari alam ini adalah bentuknya yg sudah terbentuk oleh alam (karena tiupan angin, kerdil karena kurang makanan)
Jika pilihan anda jatuh pada pencarian dialam baik mencari sendiri atau dengan bantuan tenaga dari pemburu bakal bonsai maka berikut ini adalah sedikit tips dari kami :
  • Pilih bentuk dan ukuran bakal bonsai yang tidak terlalu besar
  • Perhatikan posisi akar akar dari bakal bonsai; usahakan mencari akar yang simetris. Tetapi tentu saja harus disesuaikan dengan model dan bentuk bonsai yang kita inginkan.
  • Carilah sudut pandang bakal bonsai yang akan menjadi depan atau belakang dari bakal bonsai, jika sudah ditemukan maka dapat anda gunakan.
  • Pilih bakal bonsai yang memiliki umur panjang.
  • Perhatikan apakah jenis tumbuhan ( bakal bonsai ) masih hidup atau sudah kering. Terkadang indikator tumbuhnya daun dan tangkai baru tidak menjamin bakal bonsai akan hidup, kerena sering bakal tumbuh ranting muda karena memanfaatkan energi dan nutrisi di batang.
  • Pastikan jenis tumbuhan dari bakal bonsai sehingga kita bisa tahu bentuk daun dan ketahanan tanaman. Jika kita tahu bahwa bentuk daun dari tumbuhan itu berdaun lebar yang tidak memungkinkan untuk di kecilkan maka lebih baik tidak memilih bakal dari tumbuhan tersebut.

Trik dan Tips Bonsai

Trik Membuat Bonsai
Untuk membuat bonsai yang indah dan artistik diperlukan cita rasa seni yang tinggi, mengapa dikatakan demikian karena bonsai juga merupakan barang seni yang hidup. Untuk membuat bonsai yang indah memerlukan waktu yang cukup lama bahkan di training bertahun-tahun. Bonsai juga membutuhkan pemeliharaan khusus. Pemeliharaan dan perawatan yang asala-asalan akan menjadikan bonsai yang awalnya indah dan cantik akan berubah menjadi merana dan mati. Berbeda dengan barang seni yang lain yang tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Bonsai juga membutuhkan pemeliharaan khusus. Pemeliharaan dan perawatan yang asala-asalan akan menjadikan bonsai yang awalnya indah dan cantik akan berubah menjadi merana dan mati. Disitulah letak kelebihan dari bonsai dengan barang seni yang lain. Ada bermacam-macam langkah dalam membuat bonsai yang indah ;

Trik Pengerdilan Bonsai 
Tempat penanaman yang memeliki sedikit media ;Karena ditanam ditempat yang kecil d idalam pot, dalam lobang (rongga) batu karang, media tanam juga sedikit dan terbatas menyebabkan tanaman tidak banyak mendapatkan makanan atau unsur hara dan dengan sendirinya tanaman menjadi lambat berkembang dan tumbuh. Media tanam yang sedikit menyebabkan terbatasnya sumber makanan ini juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
Pembuangan dan pemotongan tunas-tunas baru gunanya adalah untuk penyempurnaan bentuk dan mempercepat penuaan cabang sebelumnya. Tunas baru juga dapat dipertahankan untuk penyempurnaan bentuk yang kita inginkan. Bila tunas baru dibiarkan kemungkinan besar tanaman akan menjdi rimbun dan lama kelamaan akan kehilangan bentuk yang semula. Selain itu juga tunas baru akan cepat memanjang dan membesar tetapi lemah.
membuat bonsai
Penggantian media tanam dan mengurangi akar ; penggantian media dan pengurangan akar dilakukan pada waktu-waktu tertentu gunanya adalah untuk menghambat pertumbuhan dahan, ranting dan daun. Perlakuan ini misalnya dilakukan 1 x dalam setahun, namun ada juga mempercepat penggantian media dan pengurangan akar apabila kita lihat tanaman mulai kekurangan makanan dan banyak makin banyaknya akar yang melingkar didalam pot, hal ini bisa kita lihat dengan adanya perubahan dari tanaman.

Sinar matahari (ultra violet) juga mempengaruhi tumbuh kembangnya tanaman. Sinar ini juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman untuk itu tanaman diletakkan pada tempat yang tepat dan disinari matahari penuh. Tetapi ada juga tanaman yang tidak memerlukan sinar matahari secara penuh namun tidak banyak jumlahnya


Trik Mempercepat Pembesaran Cabang atau Dahan
Besar batang, dahan dan cabang serta daun harus proposional dalam artian besar batang dan dahan, daun harus seimbang. Hal ini sangat berpengaruh dengan keindahan bonsai. Sebagai contoh misalnya diameter batang 2 cm maka diameter dahan yang seimbang harus lebih kecil begitu juga dengan diameter cabang harus lebih kecil dari dahan. Lain halnya dengan daun, ada jenis tanaman yang tidak dapat dikecilkan daunnya seminimal mungkin dan ada juga jenis yang dapat dikecilkan daunnya. Tanaman Serut misalnya daunnya dapat dikecilkan seminimal mungkin dari ukuran biasa apabila ditanam di alam. Untuk mengecilkan daun biasanya dengan berbagai macam cara antara lain dengan membuang daunnya terus menerus sehingga didapatkan ukuran yang kita inginkan, ada juga dengan cara meletakknya tanaman pada tempat yang selalu kena sinar matahari.
Sedangkan untuk menyeimbangkan besar dahan dengan batang caranya membiarkan dahan tetap tumbuh membesar dan panjang. Setelah didapat ukuran yang diinginkan dan seimbang dengan batang barulah dahan tadi dipangkas atau dipotong. Tetapi trik membesarkan dahan kelemahannya adalah dahan agak lemah serta jarak antara tunas agak berjauhan. dan memerlukan waktu yang cukup lama.


Trik Menyambung Kembali Dahan/Cabang yang Patah
Membentuk bonsai dengan melilitkan kawat email atau kawat aluminum kalau tidak hati-hati dapat merusak bahkan berakibat fatal bagi bonsai yang akan ditrain. Dahan atau cabang yang dililit atau ditrain akan patah tanpa disengaja. Biasanya hal ini disebabkan setelah dililit kawat, dahan atau cabang akan dilenturkan atau dibengkokkan sesuai arah yang kita inginkan. Bila tidak hati-hati dahan atau cabang akan patah pada saat kita bengkokkan. Patah dahan atau cabang biasanya terjadi pada jenis tanaman yang memiliki kayu yang keras contohnya Serpang, Sisir, Bogenvile.
Ada berbagai macam trik atau cara mengatasi atau memulihkan dahan atau cabang yang patah, dengan catatan patah dahan atau cabang jangan dibiarkan terlalu lama. Pada saat patah dahan atau cabang harus cepat diambil tindakan dengan cara mengembalikan posisinya kembali, tempat atau luka yang patah harus segera dibungkus dengan plastik agar tidak terkena air atau diikat supaya tidak bergerak.
Untuk mengatasi patah dahan atau cabang bisa juga dengan membungkusnya dengan pasta. Setelah beberapa hari pasta ini nantinya akan berubah menjadi seperti karet pembungkus luka. Pasta ini tidak diproduksi di Indonesia melainkan hanya diproduksi di Jepang mungkin bisa diperoleh khusus di nursery Bonsai.

Bonsai Terunik Di Dunia

Pohon Bonsai lahir dari sebuah seni dan cita rasa. Seni tradisi Bonsai yang aslinya datang dari Jepang ini memiliki arti Bon = pot kecil/dangkal dan Sai = menanam. Bonsai adalah seni menanam pohon disebuah pot kecil yang dangkal kedalamannya.  Bonsai bertujuan membuat miniatur bentuk asli pohon besar yang tumbuh di alam bebas. Tentu pohon bonsai memerlukan teknik penanaman, perawatan, dan pengawatan supaya menyerupai bentuk miniatur dari pohon asli. Maka tidak heran apabila kita sering melihat bonsai yang menyerupai miniatur dari pohon beringin asli yang kalau di alam bebas mampu tumbuh dengan diameter sampai bermeter-meter. Namun bagi pencinta bonsai, maka berikut ini adalah beberapa pohon bonsai unik yang dibuat dengan cita rasa seni yang tinggi, tidak sekedar membuat miniatur sebuah pohon, tapi juga miniatur pohon beserta lingkungan sekitarnya, sehingga membuat pohon bonsai yang sudah unik semakin unik.
foto pohon bonsai terunik di dunia
foto pohon terunik di dunia
foto pohon bonsai unik
foto pohon bonsai unik

Cara Membuat Tanaman Bonsai

Bonsai merupakan salah satu teknik memperindah tanaman hias sehingga tidak heran jika bonsai banyak disukai orang. Harga bonsai yang relatif mahal adalah daya tarik bagi pengusaha untuk menciptakan dan berbisnis dalam peronsaian. Umumnya tanaman yang bisa dipakai untuk bonsai adalah semua jenis tanaman yang memiliki umur hidup yang lama dan umumnya bonsai menggunakan tumbuhan berkayu tetapi ada juga tumbuhan lainnya. Sebenarnya siapa saja bisa membuat bonsai asal mau menekunan dan ulet.


Cara Membuat Tanaman Bonsai


Kriteria Tanaman yang Bisa Dibonsai
Tanaman atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut dengan bakalan bonsai. Bakalan bonsai berupa tanaman yang diambil dari alam atau dari hasil perbanyakan, baik biji, setek, cangkok, okulasi, maupun enten. Dari mana pun asalnya, tanaman yang dimaksud harus memiliki kriteria-kriteria khusus untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai. Jika kriteria-kriteria tersebut terpenuhi, tentu tanaman tersebut dapat dijadikan bonsai yang sempurna. Umumnya, tanaman yang akan dibonsai harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) Tanaman dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras dan berekambium. Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman jenis monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut denganbonsai sejati.
2) Berumur panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga memerlukan tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.
3) Tahan hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap kondisi wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus biasa hidup terus meskipun jumlah makanan atau nutrisinya sedikit dengan perkembangan akar dan batang yang seadanya.
4) Bentuknya indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya tarik atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. Keindahan tersebut akan semakin menonjol dan proporsional setelah mendapatkan perlakuan sesuai dengan tata cara pembonsaian yang benar.
5) Tahan mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau bakal bonsai perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining), misalnya diiris, dipangkas, dan dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang bisa dibuat bonsai di antaranya, yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill, Buxux, Sianto, dan lain sebagainya.
Pembuatan Bibit Tanaman Bonsai
Pembuatan bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat dimulai dari pemilihan langsung jenis pohon yang memiliki cabang yang banyak yang nantinya tinggal diberikan perlakuan tertentu, seperti dipotong, dan dikreasikan agar dapat dibentuk menjadi tanaman bonsai. Disamping itu teknik pembuatan bibit tanaman bonsai dapat diperoleh dari biji yang khusus untuk disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas, setekan atau cangkokan yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan, okulasi, dan bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup.
1) Semai Bakal Bonsai.
Perolehan bibit tanaman bonsai dengan cara penyemaian sendiri dirasa kurang efisien, karena akan memakan waktu cukup lama.

2) Setek, Cangkok dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Pembuatan bibit tanaman bonsai dengan cara menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun. Jenis stek yang dikenal yaitu : setek lunak atau setengah lunak, setek keras, dan setek daun.
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas (tidak lengket). Teknik mencangkok 1) Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm, 2) Buang lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering, 3) Biarkan 3-4 hari, 4) Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1, 5) Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah, 6) Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung dengan baik.
Untuk membikin okulasi dapat dilakukan pada jenis pohon misalnya buah-buahan yang akan dijadikan bonsai. Bibit okulasi terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu: a) Batang bawah (onderstam), b) Batang atas (entrijs). Langkah-langkah dalam perokulasian:
1) Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah,
2) Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang,
3) Tarik kulit ke bawah, sehingga menyerupai lidah, kemudian potong separuhnya,
4) Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan pohon pokok,
5) Angkat kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya,
6) Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup,
7) Balut dengan tali raffia yang erat.

Pemilihan Media Tanam Bonsai
Bonsai ditanam di dalam pot yang tipis, oleh karena itu media tanamnya sangat terbatas. Hal ini menyebabkan bonsai hanya memiliki persediaan nutrisi tanaman yang terbatas dan sangat sensitif terhadap air siraman atau air hujan. Media tanam yang baik harus mengandung nutrisi dan bahan mineral yang cukup agar tanaman dapat hidup dan bertumbuh dengan baik. Macam-macam bahan yang di pakai untuk campuran media tanam bonsai meliputi.
1) Pasir, bahan ini memiliki sifat porous sehingga mudah meneruskan air, mencegah air menggenangi media untuk waktu yang lama, dan memudahkan udara masuk ke dalam media tanam.
2) Tanah, tanah yang umum dipakai yaitu tanah gunung yang hitam atau cokelat tua dan tanah merah.
3) Humus, humus berasal dari dedaunan atau ranting pohon yang sudah mengalami proses pelapukan alami untuk jangka waktu yang lama. Humus mengandung banyak zat hara dan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman.
4) Kompos, kompos banyak mengandung unsur hara dan biasanya di tambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. pupuk kompos bisa di buat dalam bermacam-macam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet, dan briket.
5) Pupuk kandang, pupuk kandang yang biasa di pakai dari kotoran kambing. pupuk kandang yang boleh di pakai yaitu sudah matang, yang warnanya cokelat tua atau hitam dan tidak bau. Media tanamnya memerlukan tanah atau humus lebih banyak agar dapat mempertahankan air/kelembaban. Ada juga tanaman yang memerlukan nutrisi lebih banyak dari tanaman yang lain. Untuk itu, media tanamnya harus mengandung humus dan pupuk lebih banyak.

Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Bonsai

Penanaman tanaman bonsai diawali dengan pemilihan tanaman dengan batang utama yang cukup kuat kemudian memindahkan ke pot. Selanjutnya bentuk alur tanaman sesuai dengan yang anda suka dengan memakai kawat. Periksa ranting dan cabang yang tumbuh secara rutin untuk membentuk bonsai sesuai dengan apa yang kita mau. Hal lain yang tak kalah penting adalah pemilihan tanah, karena disanalah pembentukan batang, ranting dan dahan ditentukan. Pilihlah tanah dengan kadar humus sedikit dan jagalah kelembaban tanah tersebut namun jangan biarkan terlalu banyak air atau sampai menyebabkan tanah menggumpal, karena dapat mengancam hidup tanaman.
Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peneneman tanaman bonsai seperti : 1) Pot dan isinya. Pot merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai sendiri. Selain pot berbentuk baki, semua pot bonsai diperlengkapi dengan satu atau lebih lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik atau yang lain. Resep umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah: 50 % tanah liat sedang, 20 % pasir dan 30 % kompos;
2) Mengisi pot. Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur. Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air;
3) Pengamanan isi pot. Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman bonsai, terutama cacing dan nematoda. Untuk itu diperlukannya untuk memfilter isi pot agar terbebas dari Cacing tanah, serangga, jenis-jenis penyakit, dan Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat di dalam tanah, agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya.;
4) Pemeliharaan setelah tanam. Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke luar melalui lubang air. Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan. Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.

Penentuan Gaya Tanaman Bonsai
Penentuan gaya bonsai yang diinginkan tentunya mengacu pada ukuran bonsai. Ukuran bonsai diukur dari tepi atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan ukurannya, bonsai dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu, kecil sekali ( mame bonsai ) tinggi s/d 15 cm, kecil ( small bonsai ) tinggi 15-30 cm, sedang ( medium bonsai) tinggi 30-60 cm, besar ( large bonsai) tinggi 60-100 cm, besar sekali ( extra large ) tinggi 100-150 cm. 
Pada mulanya, bonsai hanya di buat menurut lima gaya yang terdiri dari gaya tegak lurus (chokan), tegak berliku (tachiki), miring (shakan), setengah menggantung (hang kengai), dan menggantung (kengai).
Seiring dengan perkembangan zaman, kelima gaya dasar tersebut kemudian berkembang menjadi gaya-gaya yang lain seperti berikut.Berumpun (kabudachi). Dari satu batang tanaman di permukaan tanah, pecah menjadi beberapa batang, bisa jadi 5,6,7 batang dan seterusnya yang masing-masing mempunyai satu mahkota lengkap. Kubah (hoki tsukuri).Batang tumbuh ke atas kemudian pecah menjadi beberapa cabang yang ujung-ujung daunnya membentuk kubah dengan perakaran yang kokoh ada di sekeliling batang. Akar terjalin (netsu neagari). Terdiri dari beberapa batang dan masing-masing batang tersambung oleh akar yang tampak di permukaan tanah. Rakit (ikada). Batang aslinya yang rubuh akan menjadi bonggol perakaran yang memanjang dan menghubungkan batang baru, yang terbentuk dari cabang-cabang pohon lama. Tampil akar (neagari).Perakaran ditampilkan menonjol keluar di atas permukaan media tanam dan keindahannya menjadi pusat perhatian. Disamping itu ada gaya tumbuh di batu. Tumbuh di dalam sela-sela batu/shizuke, atau tumbuh di atas batu/sekijoju, dengan perakaran tampak menonjol, bahkan mencengkram batu. Terpelintir (nejikan). Batang atau cabang terpelintir, gaya ini terbagi dua, yaitu satu cabang atau batang terpelintir. Selain itu ada yang dua batang atau dua akar yang saling memlintir satu sama lain. Sastrawan (Bunjin).Batang tanaman tinggi , mempunyai liukan, mahkota dan juga ranting-rantingnya hanya berdaun sedikit.
Merunduk (shidare tsukuri). Pada gaya jenis ini mulai dari cabang dan ranting semuanya merunduk ke bawah. Tertiup (fukinagashi). Pohon ini seakan tertiup angin terus-menerus sehingga semua perantingan mengarah ke satu sisi. Daun tidak rimbun, hanya tipis dan sedikit saja. Keringan (sharimiki), cabang atau ranting yang sudah kering/mati total, yang dapat berasal dari pohon itu sendiri atau merupakan buatan manusia (ditempel).Berbatang banyak. Berbatang dua (sokan), berbatang tiga (sankan), berbatang lima (gokan), dan seterusnya. dan berkelompok (yose ue).Biasanya terdiri dari sekelompok pohon yang di tata dalam sebuah pot tipis sehingga memberi kesan pemandangan yang luas seperti hutan atau kebun

Tahap Pembentukan Bonsai

Cara Membentuk tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari bentuk-bentuk pohon-pohon di alam bebas yang tetap di bawah ukuran yang normal. Adapun tahap dalam pembentukan bonsai yaitu:
1) Tahap pertama, membentuk kerangka dasar. Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya nanti.
2) Tahap kedua merubah arah dan bentuk. Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai.Untuk keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya seperti kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya, tali raffia, tang untuk memotong kawat, gunting pemangkas, gunting biasa, pisau kecil yang tajam, tang yang runcing ujungnya dan cellotape.

Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus ), delima (punika granatum) dan sebagainya. Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya. Pengendalian pertumbuhan pada tanaman bonsai dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan / pemetikan titik tumbuh. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong dahan atau ranting yang sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat tutup lukanya yang besar dengan paraffin. Setelah itu dilanjutkan dengan melilit dahan-dahan yang memanjang menggunakan kawat selama pertumbuhan baru, untuk membentuk penampilan bonsai selanjutnya, hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun.

Beberapa teknik yang sering digunakan untuk memperbanyak bonsai adalah dengan pemotongan bagian vegetatif dan layering. Kedua cara ini digemari para pebisnis bonsai karena relatif cepat dan mudah. Anda bisa memotong percabangan bonsai, kemudian menanamnya pada media tumbuhyang sesuai untuk menghasilkan bonsai baru.
Ranting bonsai yang dipotong harus cukup tebal dan kokoh agar bisa menjadi anakan baru yang cantik. Jika ranting yang Anda potong berasal dari bonsai yang telah cukup tua, maka anakannya pun akan memiliki kesan setua induknya, dan ini merupakan nilai plus tersendiri bagi bonsai Anda. Memang pemunculan akar dari ranting yang sudah tua lebih lama jika dibandingkan dengan ranting yang masih muda. Namun, tidak ada salahnya mencoba bukan? Anakan hasil potongan harus dibiarkan tumbuh sekitar 6 bulan terlebih dahulu, baru Anda boleh mem-bonsainya.

Teknik perbanyakan bonsai yang kedua adalah dengan layering. Teknik ini mirip dengan cangkok, yaitu membiarkan ranting membentuk akar selama masih menempel pada induknya. Prosedurnya pun dapat dilakukan dengan cara cangkok biasa, yaitu mengupas kulit kayu pada bagian yang ingin dijadikan anakan baru, menyelimutinya dengan media lalu dibungkus plastik. Cangkokan terus disiram sampai tumbuh akar. Jika akar telah tumbuh, Anda boleh memindahkan anakan tersebut ke media yang terpisah dari induknya. Biasanya bagian yang dicangkok adalah cabang yang cukup tebal agar anakan bonsai tumbuh seindah bonsai induknya dengan kokoh. Anda juga dapat melakukan cangkok bonsai pada bagian akar atau tunas.
Teknik lainnya yang cukup umum digunakan adalah menyambung beberapa jenis bonsai untuk menghasilkan varian baru. Misalnya bonsai spesies A akan disambungkan dengan spesies B. Ranting bonsai A dipotong, sementara kulit kayu bonsai B dikupas pada bagian yang ingin disambungkan. Tempelkan potongan bonsai A pada bagian bonsai B yang telah dikupas, bungkus dengan plastik yang telah diberi semprotan hormone agar kedua bagian cepat menyatu.
Kultur bonsai juga bisa didapatkan dengan potongan daun. Namun, cara ini tidak selalu berhasil pada semua spesies. Cari lah referansi lain yang bisa dijadikan sebagai pendukung. Semoga artikel ini bermanfaat, dan anda berhasil dalam membuidaya bonsai.